Teori Pembangunan Dan Tahap Pertumbuhan Ekonomi
1. TEORI-TEORI PEMBANGUNAN
Teori Pembangunan, terbagi atas 3 teori, yakni antara lain
teori modernisasi, dependensi dan teori dunia. Dan contoh Implementasi dari
ketiga teori tersebut pada kehidupan dapat dilihat pada privatisasi bulog
sebagai implementasi dari teori pembangunan tiga teori pembangunan
tersebut antara lain adalah:
Perspektif teori Modernisasi Klasik menyoroti bahwa Negara
Dunia Ketiga merupakan Negara terbelakang dengan masyarakat
tradisionalnya. Sementara Negara-Negara Barat dilihat sebagai Negara
modern. Aliran modernisasi memiliki ciri-ciri dasar antara lain: ”Sumber
perubahan adalah dari dalam atau dari budaya masyarakat itu sendiri (internal
resources) bukan ditentukan unsur luar”. Modernisasi diartikan sebagai
proses transformasi. Dalam rangka mencapai status modern, struktur dan
nilai-nilai tradisional secara total diganti dengan seperangkat struktur dan
nilai-nilai modern. Modernisasi merupakan proses sistematik. Modernisasi
melibatkan perubahan pada hampir segala aspek tingkah laku sosial, termasuk di
dalamnya industrialisasi, diferensiasi, sekularisasi, sentralisasi dsb. Ciri-ciri
pokok teori Modernisasi:
1.
Modernisasi merupakan proses bertahap.
2.
Modernisasi juga dapat dikatakan sebagai proses homogenisasi.
3.
Modernisasi terkadang mewujud dalam bentuk lahirnya, sebagai proses Eropanisasi
dan Amerikanisasi, atau modernisasi sama dengan Barat.
4.
Modernisasi juga dilihat sebagai proses yang tidak bergerak mundur.
6.
Modernisasi memerlukan waktu panjang.
7.
Modernisasi dilihat sebagai proses
evolusioner,
dan bukan perubahan revolusioner.
Tokoh-tokoh
teori modernisasi:
1. Harrod-Domar
Berpendapat bahwa masalah pembangunan pada dasarnya
merupakan masalah menambahkan investasi modal. Prinsip dasar : kekurangan
modal, tabungan dan investasi menjadi masalah utama pembangunan.
2. Walt
.W. Rostow
Teori Pertumbuhan Tahapan Linear ( linear-stages-of growth-
models) proses pembangunan bergerak dalam sebuah garis lurus yakni
masyarakat yang terbelakang ke masyarakat yang maju dengan tahap - tahap
sebagai berikut:
1.
Masyarakat Tradisional masyarakat pertanian. Ilmu pengetahuan masih
belum banyak dikuasai.
2.
Pra kondisi untuk Lepas Landas masyarakat tradisional terus bergerak
walaupun sangat lambat dan pada suatu titik akan mencapai posisi pra-kondisi
untuk lepas landas. Contoh adanya campur tangan untuk meningkatkan
tabungan masyarakat, dimana tabungan tersebut dimanfaatkan untuk sektor -
sektor produktif yang menguntungkan. Misalnya: Pendidikan
3.
Lepas Landas ditandai dengan tersingkirnya hambatan - hambatan yang menghalangi
proses pertumbuhan ekonomi. Tabungan dan investasi yang efektif meningkat
dari 5% - 10 %.
4.
Bergerak ke kedewasaan teknologi diadopsi secara meluas.
5.
Zaman konsumsi masal yang tinggi pada tahap ini pembangunan sudah
berkesinambungan.
3. David
McClelland
Teori: Need for Achievement (n-Ach). kebutuhan atau
dorongan berprestasi, dimana mendorong proses pembangunan berarti membentuk
manusia wiraswasta dengan (n.Ach) yang tinggi. Cara pembentukannya melalui
pendidikan individu ketika seseorang masih kanak-kanak di lingkungan keluarga.
4. Max
Weber
Hasil
analisis: salah satu penyebab utamanya adalah “Etika Protestan”. Etika
Protestan:
· Lahir
melalui agama Protestan yg dikembangkan oleh Calvin.
· Keberhasilan
kerja di dunia akan menentukan seseorang masuk surga/neraka.
· Berdasarkan
kepercayaan tersebut kemudian mereka bekerja keras untuk menghilangkan kecemasan. Sikap inilah yg diberi nama “etika
protestan”
5. Bert
F. Hoselitz
Membahas faktor - faktor non ekonomi yang ditinggalkan
Rostow yang disebut faktor “kondisi lingkungan”. Kondisi lingkungan
maksudnya adalah perubahan - perubahan pengaturan kelembagaan yang terjadi
dalam bidang hukum, pendidikan, keluarga, dan motivasi.
6. Alex
Inkeles & David H. Smith
Ciri-ciri
manusia modern:
v Keterbukaan terhadap
pengalaman dan ide baru
v Berorientasi ke masa sekarang dan
masa depan
v Punya kesanggupan merencanakan
v Percaya bahwa manusia bisa
menguasai alam
Bila dalam teori Modernisasi Klasik, tradisi dianggap
sebagai penghalang pembangunan, dalam teori Modernisasi Baru, tradisi dipandang
sebagai faktor positif pembangunan. Teori Modernisasi, klasik maupun baru,
melihat permasalahan pembangunan lebih banyak dari sudut kepentingan Amerika
Serikat dan Negara maju lainnya.
B. TEORI DEPENDENSI
Teori Dependensi lebih menitik beratkan pada persoalan
keterbelakangan dan pembangunan negara Dunia Ketiga. Munculnya teori
dependensi lebih merupakan kritik terhadap arus pemikiran utama persoalan pembangunan
yang didominasi oleh Teori Modernisasi. Teori ini mencermati hubungan dan
keterkaitan negara Dunia Ketiga dengan negara sentral di Barat sebagai hubungan
yang tak berimbang dan karenanya hanya menghasilkan akibat yang akan merugikan
Dunia Ketiga. Negara sentral di Barat selalu dan akan menindas negara Dunia
Ketiga dengan selalu berusaha menjaga aliran surplus ekonomi dari negara
pinggiran ke negara sentral.
Teori ini berpangkal pada filsafat materialisme yang
dikembangkan Karl Marx. Salah satu kelompok teori yang tergolong teori struktural
ini adalah teori ketergantungan yang lahir dari 2 induk, yakni seorang ahli
pemikiran liberal Raul Prebiesch dan seorang pemikir Marxis yang merevisi
pandangan Marxis tentang cara produksi Asia yaitu, Paul Baran.
1.
Raul Prebisch : industri substitusi import. Menurutnya Negara - Negara
terbelakang harus melakukan industrialisasi yang dimulai dari industri
substitusi impor.
2.
Paul Baran : sentuhan yang mematikan dan kretinisme. Baginya perkembangan
kapitalisme di Negara - Negara pinggiran berbeda dengan kapitalisme di
negara-negara pusat. Di negara pinggiran, sistem kapitalisme seperti terkena
penyakit kretinisme yang membuat orang tetap kerdil.
Ada
2 tokoh yang membahas dan menjabarkan pemikirannya sebagai kelanjutan dari
tokoh-tokoh di atas, yakni:
1.
Andre Guner Frank : Pembangunan keterbelakangan. Bagi Frank keterbelakangan
hanya dapat diatasi dengan revolusi, yakni revolusi yang melahirkan sistem
sosialis.
2.
Theotonia De Santos : Membantah Frank. Menurutnya ada 3 bentuk ketergantungan,
yakni:
a.
Ketergantungan Kolonial: hubungan antar penjajah dan penduduk setempat bersifat
eksploitatif.
b.
Ketergantungan Finansial - Industri: pengendalian dilakukan melalui kekuasaan
ekonomi dalam bentuk kekuasaan Financial - Industri.
c.
Ketergantungan Teknologis - Industrial: penguasaan terhadap surplus industri
dilakukan melalui monopoli teknologi industri.
3. TEORI SISTEM DUNIA
Teori sistem dunia yang dikemukakan oleh Immanuel
Wallerstein. Hal ini dikarenakan bahwa dalam suatu sistem sosial perlu dilihat
bagian-bagian secara menyeluruh dan keberadaan negara-negara dalam dunia
internasional tidak boleh dikaji secara tersendiri karena ia bukan satu sistem
yang tertutup. Teori ini berkeyakinan bahwa tak ada Negara yang dapat
melepaskan diri dari ekonomi kapitalis yang mendunia. Wallerstein
menyatakan sistem dunia modern adalah sistem ekonomi kapitalis.
Perbandingan antara Teori Dependensi dan Teori Sistem
Dunia
Elemen Perbandingan
|
Teori
Dependensi
|
Teori
Sistem Dunia
|
Unit Analisis
|
Negara-Bangsa
|
Sistem dunia
|
Metode Kajian
|
Historis struktural
|
Dinamika sejarah dunia
|
Struktur Teori
|
Dua kutub
(sentral-pinggiran)
|
Tiga kutub
(sentral-semi pinggiran-pinggiran)
|
Arah Pembangunan
|
Deterministik
|
Peluang terjadinya mobilitas
|
Arena Kajian
|
Negara pinggiran
|
Negara pinggiran, negara semi pinggiran dan sistem ekonomi
dunia
|
B. TAHAP DAN TEORI PERTUMBUHAN EKONOMI
Dari
berbagai macam teori mengenai pertumbuhan ekonomi yang dikemukakan oleh
beberapa ahli, nampaknya teori pertumbuhan ekonomi yang dikemukakan oleh
Rostow ini yang paling terkenal. Hal ini terbukti dengan semakin banyaknya
kritikan - kritikan yang ditujukan terhadap teori tersebut. Bahkan Negara - Negara
sedang berkembang sendiri menjadikan teori ini menjadi semacam pedoman
yang digunakan dalam menilai keberhasilan suatu pembangunan di
negaranya, termasuk di Indonesia sendiri. Nama Rostow bukan suatu yang
asing dalam birokrat pemerintahan.
Pada awalnya teori yang dikemukakan oleh Rostow ini hanyalah
sebagai suatu artikel yang dimuat dalam Economic Journal dan
dikembangkan lebih lanjut dalam bukunya : The Stage of Economic Growth.
Menurut Rostow perkembangan perekonomian suatu negara atau terkenal dengan
tahap - tahap pertumbuhan ekonomi suatu Negara dapat digolongkan menjadi 5
(Sadono Sukirno, 2006) yaitu :
a.
The traditional socienty (masyarakat tradisonal)
b.
The precondition for take off (prasyarat untuk lepas landas)
c.
The take off (lepas landas)
d.
The drive to maturity (gerakan kearah kedewasaan)
e.
The age of high mass consumption (masa konsumsi tinggi)
Menurut Rostow pembangunan ekonomi atau proses tranformasi
suatu masyarakat tradisional menjadi masyarakat modern merupakan proses yang
multidimensional. Pembangunan ekonomi bukan berarti hanya perubahan struktur
ekonomi suatu Negara tetapi juga ditunjukan oleh peranan sektor pertanian dan
peranan sektor industri. Menurut Rostow pembangunan ekonomi berarti pula
sebagai suatu proses yang menyebabkan antara lain :
1. Perubahan
orientasi organisasi ekonomi , politik , dan sosial yang pada mulanya
berorientasi kepada suatu daerah menjadi berorientasi keluar.
2. Perubahan pandangan
masyarakat mengenai jumlah anak dalam keluarga yaitu dari menginginkan banyak
anak menjadi keluarga kecil.
3. Perubahan
dalam kegiatan investasi masyarakat, dari melakuakn investasi yang tidak
produktif (menumpuk emas, membeli rumah dan sebagainya) menjadi
investasi yang produktif.
4. Perubahan
sikap hidup dan adat istiadat yang terjadi , merangsang pembangunan ekonomi (
misalnya penghargaan terhadap waktu, penghargaan terhadap prestasi perorangan)
Proses
pembangunan ekonomi menurut W.W. Rostow bisa dibedakan dalam 5 tahap, yaitu :
a. Masyarakat
tradisional
Sistem ekonomi yang mendominasi masyarakat tradisional
adalah pertanian, dengan cara-cara bertani yang tradisional. Produktivitas
kerja manusia lebih rendah bila dibandingkan dengan tahapan pertumbuhan
berikutnya. Masyarakat ini dicirikan oleh struktur hierarki sehingga mobilitas
sosial dan vertikal rendah. Pada masyarakat tradisional ilmu pengetahuan belum
begitu banyak dikuasai, karena masyarakat pada saat itu, masih mempercayai
kepercayaan - kepercayaan tentang kekuatan diluar kekuasaan manusia atau hal
gaib. Manusia yang percaya akan hal demikian, tunduk kepada alam dan belum bisa
menguasai alam akibatnya produksi sangat terbatas masyarakat tradisional itu
cenderung bersifat statis (kemajuan berjalan sangat lamban) produksi dipakai
untuk konsumsi sendiri, tidak ada di investasi. Generasi ke generasi tidak ada
perkembangan, dalam hal ini yaitu antara orang tua dan anaknya, memilki
pekerjaan yang sama dan kedudukan yang sederajat.
Ciri-ciri
tahap masyarakat tradisional adalah sebagai berikut:
1.
Fungsi Produksi terbatas, cara produksi masih primitif, dan tingkat
produktifitas masyarakat rendah.
2.
Struktur sosial bersifat hierarkis, yaitu kedudukan masyarakat tidak berbeda
dengan nenek moyang mereka.
3.
Kegiatan politik dan pemerintahan di daerah - daerah berada di tangan tuan
tanah.
Contoh
: Suku Baduy di Jawa Barat.
Orang
Kanekes atau orang Baduy adalah suatu kelompok masyarakat adat
Sunda di wilayah Kabupaten Lebak, Banten. Sebutan
"Baduy" merupakan sebutan yang diberikan oleh penduduk luar kepada
kelompok masyarakat tersebut, berawal dari sebutan para
peneliti Belanda yang agaknya mempersamakan mereka dengan
kelompok Arab Badawi yang merupakan masyarakat yang berpindah - pindah
(nomaden). Bahasa yang mereka gunakan adalah Bahasa Sunda dialek
Sunda - Banten. Untuk berkomunikasi dengan penduduk luar mereka lancar
menggunakan Bahasa Indonesia, walaupun mereka tidak mendapatkan pengetahuan
tersebut dari sekolah. Orang Kanekes 'dalam' tidak mengenal budaya tulis.
Menurut kepercayaan yang mereka anut, orang Kanekes mengaku keturunan dari
Batara Cikal, salah satu dari Tujuh Dewa atau Batara yang diutus ke bumi. Asal
usul tersebut sering pula dihubungkan dengan Nabi Adam sebagai nenek moyang
pertama. Menurut kepercayaan mereka, Adam dan keturunannya, termasuk warga
Kanekes mempunyai tugas bertapa atau asketik (mandita) untuk menjaga harmoni
dunia.
b. Pra-kondisi tinggal landas
Selama tahapan ini, tingkat investasi menjadi lebih tinggi
dan hal itu memulai sebuah pembangunan yang dinamis. Model perkembangan ini merupakan
hasil revolusi industri. Konsekuensi perubahan ini, yang mencakup juga pada
perkembangan pertanian, yaitu tekanan kerja pada sektor - sektor primer
berlebihan. Sebuah prasyarat untuk pra-kondisi tinggal landas adalah revolusi
industri yang berlangsung dalam satu abad terakhir.
Pembangunan ekonomi menurut Rostow adalah suatu proses yang
menyebabkan perubahan karekteristik penting suatu masyarakat, misalnya
perubahan keadaan sistem politik, struktur sosial, sistem nilai dalam
masyarakat dan struktur ekonominya. Jika perubahan seperti itu terjadi, maka
pertumbuhan ekonomi dapat dikatakan sudah terjadi. Suatu masyarakat yang sudah
mencapai proses pertumbuhan yang demikian sifatnya, dimana pertumbuhan ekonomi
sudah sering terjadi, boleh dianggap sudah berada pada tahap prasyarat tinggal
landas.
Tahap prasyarat tinggal landas ini didefinisikan Rostow
sebagai suatu masa transisi dimana masyarakat mempersiapkan dirinya untuk
mencapai pertumbuhan atas kekuatan sendiri (self-sustainable growth). Menurut
Rostow, pada tahap ini dan sesudahnya pertumbuhan ekonomi akan terjadi secara
otomatis.
Tahap prasyarat tinggal landas ini mempunyai 2 corak.
Pertama adalah tahap prasyarat lepas landas yang dialami oleh Negara Eropa, Asia,
Timur Tengah, dan Afrika. Dimana tahap ini dicapai dengan perombakan masyarakat
tradisional yang sudah lama ada. Corak yang kedua adalah tahap prasyarat
tinggal landas yang dicapai oleh Negara - Negara Born free (menurut Rostow)
seperti Amerika Serikat, Kanada, Australia, dimana Negara - Negara tersebut
mencapai tahap tinggal landas tanpa harus merombak system masyarakat yang
tradisional. Hal ini disebabkan oleh sifat dari masyarakat Negara-negara
tersebut terdiri dari imigran yang telah mempunyai sifat - sifat yang
dibutuhkan oleh suatu masyarakat untuk tahap prasyarat tinggal landas.
Seperti telah diungkapkan dimuka, Rostow sangat menekankan
perlunya perubahan-perubahan yang multidimensional, karena ia tak yakin akan
kebenaran pandangan yang menyatakan bahwa pembangunan akan dapat dengan mudah
diciptakan hanya jika jumlah tabungan ditingkatkan. Menurut pendapat tersebut
tingkat tabungan yang tinggi akan mengakibatkan tingkat investasi tinggi pula
sehingga mempercepat pertumbuhan ekonomi yang dicerminkan oleh kenaikan
pendapatan nasional. Namun menurut Rostow pertumbuhan ekonomi hanya akan
tercapai jika diikuti oleh perubahan-perubahan lain dalam masyarakat.
Perubahan-perubahan itulah yang akan memungkinkan terjadinya kenaikan tabungan
dan penggunaan tabungan itu sebaik - baiknya.
Perubahan - perubahan yang dimaksud Rostow misalnya
kemampuan masyarakat untuk menggunakan ilmu pengetahuan modern dan membuat
penemuan - penemuan baru yang bisa menurunkan biaya produksi. Disamping itu
harus ada pula orang - orang yang menggunakan penemuan baru tersebut untuk
memodernisir cara produksi dan harus didukung pula dengan adanya sekelompok masyarakat
yang menciptakan tabungan dan meminjamkannya kepada wiraswasta, yang inovatif
untuk meningkatkan produksi dan menaikkan produktivitas. Singkatnya, kenaikan
investasi yang akan menciptakan pembangunan ekonomi yang lebih cepat dari
sebelumnya bukan semata - mata tergantung pada kenaikkan tingkat tabungan,
tetapi juga kepada perubahan radikal dalam sikap masyarakat terhadap ilmu
pengetahuan, perubahan teknik produksi, pengambilan resiko dan sebagainya.
Selain hal - hal diatas, Rostow menekankan pula kenaikan
tingkat investasi hanya mungkin terjadi jika terjadi perubahan dalam struktur
ekonomi. Kemajuan disektor pertanian, pertambangan dan prasarana harus terjadi
semata - mata dengan proses peningkatan investasi. Pembangunan ekonomi hanya
dimungkinkan oleh adanya kenaikan produktivitas di sektor pertanian dan
perkembangan di sektor pertambangan.
Menurut Rostow, kemajuan sektor pertanian mempunyai peranan
penting dalam masa peralihan sebelum mencapai tahap tinggal landas. Peranan sektor
pertanian tersebut antara lain, pertama, kemajuan pertanian menjamin penyediaan
bahan makanan bagi penduduk di pedesaan maupun diperkotaan. Hal ini menjamin
penduduk agar tidak kelaparan dan menghemat devisa kerena import bahan makanan
dapat dihindari. Kedua, kenaikan produktivitas di sektor pertanian akan
memperluas pasar dari berbagai kegiatan industri. Kenaikan pendapatan petani
akan memperluas pasar industri barang - barang konsumsi, kenaikan produktivitas
pertanian akan memperluas pasar industri - industri penghasil input pertanian
modern seperti mesin - mesin pertanian dan pupuk kimia, kenaikan pendapatan
disektor pertanian akan menciptakan tabungan yang bias digunakan sector lain
(terutama industri) sehingga bias meningkatkan investasi di sektor - sektor
lain tersebut.
Biasanya kondisi pada saat ini terjadi karena adanya campur
tangan dari luar, dari masyarakat yang lebih sudah maju. Masyarakat didalamnya
tidak mampu untuk mengubah dirinya sendiri, atau bukan karena faktor internal
dari masyarakat itu sendiri. Dikarenakan adanya goncangan campur tangan dari
luar maka timbullah berkembang ide pembaharuan.
Contoh
:
Seperti yang terjadi di Jepang, dengan di bukanya masyarakat ini pada saat itu
terjadinya peningkatan tabungan masyarakat, kemudian tabungan itu dipakai untuk
melakukan investasi pada sektor - sektor produktif yang menguntungkan, misalnya
pendidikan, investasi yang dilakukan baik perorangan maupun oleh Negara, maka
terbentuklah Negara tradisional yang sentralistis. Singkatnya, usaha dalam
meningkatkan produksi mulai bergerak pada saat itu.
c. Tinggal Landas (Lepas Landas)
Tahapan
ini dicirikan dengan pertumbuhan ekonomi yang dinamis. Karakteristik utama dari
pertumbuhan ekonomi ini adalah pertumbuhan dari dalam yang berkelanjutan yang
tidak membutuhkan dorongan dari luar. Seperti, industri tekstil di Inggris,
beberapa industri dapat mendukung pembangunan. Secara umum “tinggal landas”
terjadi dalam dua atau tiga dekade terakhir. Misalnya, di Inggris telah
berlangsung sejak pertengahan abad ke-17 atau di Jerman pada akhir abad ke-17.
Pada tahap ini telah tersingkirnya hambatan - hambatan yang
menghalangi pertumbuhan ekonomi, serta tabungan dan investasi yang efektif
meningkat dari 5% menjadi 10 % dari pendapatan nasional atau lebih. Industri –
industri pun mulai berkembang dengan sangat pesat keuntungannya sebagian besar
ditanamkan ke industri yang baru. Dan sektor modern dalam perekonomian pun
berkembang.
Pada tahap tinggal landas, pertumbuhan ekonomi selalu
terjadi. Pada awal tahap ini terjadi perubahan yang drastis dalam masyarakat
seperti revolusi politik, terciptanya kemajuan yang pesat dalam inovasi atau
berupa terbukanya pasar baru. Sebagai akibat dari perubahan-perubahan tersebut
secara teratur akan tercipta inovasi - inovasi dan peningkatan investasi.
Investasi yang semakin tinggi ini akan mempercepat laju pertumbuhan pendapatan
nasional dan melebihi tingkat pertumbuhan penduduk. Dengan demikian tingkat
pendapatan perkapita semakin besar.
Untuk mengetahui apakah sesuatu negara sudah mencapai tahap
tinggal landas atau belum, Rostow mengemukakan tiga ciri dari masa tinggal
landas yaitu:
1.
Berlakunya kenaikan dalam penanaman modal yang produktif dari 5 % atau kurang
menjadi 10 % dari Produk Nasional Netto atau NNP.
2.
Berlakunya perkembangan satu atau beberapa sektor industri dengan tingkat laju
perkembangan yang tinggi.
3. Adanya atau segera terciptanya suatu rangka
dasar politik, sosial, dan kelembagaan yang bisa menciptakan perkembangan
sektor modern dan eksternalitas ekonomi yang bisa menyebabkan pertumbuhan
ekonomi terus terjadi.
Contohnya
:
Teknik-teknik pertanian yang mulai tumbuh dan berkembang.
Pertanian menjadi usaha kormesial untuk mencari keuntungan bukan sekedar
konsumsi sendiri. Karena peningkatan dalam produkfitas pertanian merupakan
sesuatu yang penting dalam proses lepas landas, sebab proses modernisasi
membutuhkan hasil pertanian yang banyak supaya proses perubahan dapat
dijangkau. Teknik penanaman jamur yang telah dikembangkan oleh ahli - ahli
dalam bidang pertanian, agar produksi jamur lebih diminati dan lebih memiliki
pasar yang luas,
Budi Daya jamur tiram putih yaitu, proses pengomposan, proses
pembungkusan, proses sterilisasi, teknik penanaman bibit (inokulasi),
pemeliharaan dan inkubasi, pembukaan polibek, pemanenan jamur. Budidaya
jamur yang dapat dimakan (edible mushroom) merupakan salah satu cara
mengatasi kekurangan pangan dan gizi serta menganekaragamkan pola komsumsi
pangan rakyat. Dari analisa menunjukkan bahwa kandungan mineral jamur lebih
tinggi daripada daging sapi dan domba, bahkan hampir dua kali lipat jumlah
garam mineral dalam sayuran. Jumlah proteinnya dua kali lipat protein
asparagus, kol, kentang dan empat kali lipat daripada tomat dan wortel
serta enam kali lipat dari jeruk. Selain itu jamur juga mengandung zat
besi, tembaga, kalium dan kapur, kaya vitamin B dan D. Sejumlah enzim
tripsin yang berperan sangat penting pada proses pencernaan, kalor
dan kolesterolnya rendah.
d. Menuju Kedewasaan
Setelah lepas landas akan terjadi proses kemajuan yang terus
bergerak ke depan, meskipun kadang - kadang terjadi pasang surut. Pendapatan Nasional
selalu di investasikan kembali sebesar 10% sampai 20%, untuk mengatasi
persoalan pertambahan penduduk.
Kedewasaan pembangunan ditandai oleh investasi yang terus - menerus
antara 40 hingga 60 persen. Dalam tahap ini mulai bermunculan industri dengan
teknologi baru, misalnya industri kimia atau industri listrik. Ini merupakan
konsekuensi dari kemakmuran ekonomi dan sosial. Pada umumnya, tahapan ini
dimulai sekitar 60 tahun setelah tinggal landas. Di Eropa, tahapan ini
berlangsung sejak tahun 1900.
Kedewasaan dimulai ketika perkembangan industri terjadi
tidak saja meliputi teknik - teknik produksi, tetapi juga dalam aneka barang
yang diproduksi. Yang diproduksikan bukan saja terbatas pada barang konsumsi,
tetapi juga barang modal.
Contoh
:
Industri berkembang dengan pesat, Negara menetapkan
posisinya dalam perekonomian global. Barang - barang yang tadinya di Impor
sekarang di produksikan didalam Negeri, Impor baru menjadi kebutuhan, jadi
untuk mengimbangi barang Impor maka barang - barang Ekspor harus berkualitas.
Misalnya saja Ekspor dan Impor batik di Indonesia, batik di
Indonsia mempunyai potensi dan kualitas yang bagus jika dibandingkan dengan Impor
batik yang ada di Indonesia, kebanyakan dari Negara Malaysia dan Negara
Srilanka, jadi Ekspor batik Indonesia lebih berkualitas dari Impor batik yang
ada di Indonesia.
e. Era Konsumsi Tinggi
Ini merupakan tahapan terakhir dari 5 tahap model
pembangunan Rostow. Pada tahap ini, sebagian besar masyarakat hidup makmur.
Orang - orang yang hidup di masyarakat itu mendapat kemakmuran dan
keseberagaman sekaligus. Menurut Rostow, saat ini masyarakat yang sedang berada
dalam tahapan ini adalah masyarakat Barat atau Utara.
Pada tahap ini perhatian masyarakat sudah lebih menekankan
pada masalah - masalah yang berkaitan dengan konsumsi dan kesejahteraan
masyarakat bukan lagi kepada masalah produksi.
Terdapat
3 macam tujuan masyarakat atau negara yaitu:
1.
Memperbesar kekuasaan dan pengaruh ke luar negeri dan kecenderungan ini bisa
berakhir pada penjajahan terhadap bangsa lain.
2.
Menciptakan negara kesejahteraan dengan cara mengusahakan terciptanya pembagian
pendapatan yang lebih merata melalui sistem pajak yang progresif
3.
Meningkatkan konsumsi masyarakat melebihi kebutuhan pokok yang meliputi pula
barang yang tahan lama dan barang mewah.
Selain itu juga, investasi untuk menigkatkan produksi tidak
lagi menjadi tujuan yang utama. Pembangunan sudah merupakan sebuah proses yang
berkesinambugan yang bias menopang kemajuan secara terus - menerus. Pada masa
ini Rostow juga berbicara tentang keperluan akan adanya sekelompok Wiraswastawan
yakni orang - orang yang berani melakukan tindakan pembaharuan meskipun ada resiko.
Terdapat dua kondisi sosial yang menyebabkan lahirnya para Wiraswastawan ini,
yaitu :
1.
Adanya masyarakat modern yang ingin mencapai kekuasaan melalui cara - cara
konvensional. Tetapi masyarakat tradisional tidak memberikan hak kepada
masyarakat modern karena masyarakat tradisional itu premitif.
2.
Masyarakat tradisional cukup fleksibel atau memberikan kebebasan kepada
warganya untuk mencari kekayaan atau kekuasaan politik untuk menaikkan
statusnya ditengah - tengah masyarakat.
Kelompok ini lah yang akan menjadi tenaga pendorong untuk
melakukan pembaharuan, melupakan kelompok yang memiliki semangat tinggi karena
tatanan sosial politik tidak mengekang dirinya.
Contoh
:
Pengguna
sepeda motor yang jumlahnya lebih banyak dibandingkan mobil, setiap kenaikan
satu juta kiloliter berarti menambah subsidi Rp1,9 triliun. Karena itu,
pemerintah akan mengarahkan kebijakan penghematan subsidi BBM bagi pengendara
sepeda motor.
C. Penerapan Keseluruhan Teori W.W. Rostow :
Di
Indonesia teori Rostow pada masa Soeharto dilaksanakan sebagai landasan
pembangunan jangka panjang Indonesia yang ditetapkan secara berkala untuk waktu
5 tahunan, yang terkenal dengan pembangunan 5 tahun, dengan demikian
implementasi teori Rostow berdasarkan 5 tahap teori Rostow yaitu ; masyarakat
tradisional -> Prakondisi tinggal landas -> masyarakat tinggal landas
-> menuju kedewasaan -> High konsumsi. Maka Soeharto mengaplikasikan agar
pembangunan merata dengan menerapkan 5 tahap pembangunan Teori W.W.
Rostow.
Keunggulan Teori Rostow
A.
Memberikan kejelasan tahapan - tahapan pencapaian kemajuan yang meliputi :
1)
masyarakat tradisional,
2)
masyarakat pra kondisi tinggal landas,
3)
masyarakat lepas landas,
4)
masyarakat kematangan pertumbuhan dan
5)
masyarakat dengan konsumsi biaya tinggi.
Tahapan
tersebut memberikan tawaran secara terperinci pada pengambil kebijakan di
sebuah Negara tentang tahapan dan prasyarat dari pencapaian tahapan yang harus
dilalui untuk menjadikan sebuah Negara menjadi lebih maju. Kejelasan teori yang
disampaikan oleh Rostow itulah yang melatarbelakangi banyak Negara berkembang
menerapkan teori ini dalam pembangunan mereka.
B.
Petunjuk jelas yang disampaikan oleh Rostow tentang cara praktis dalam
memperoleh sumber daya modal untuk mencapai tingkat investasi produktif yang
tinggi. Cara tersebut disajikan dalam berbagai alternatif yaitu:
a)
Dana investasi dari pajak yang tinggi
b)
Dana investasi dari pasar uang atau pasar modal
c)
Melalui perdagangan internasional
d)
Investasi langsung modal asing
Kelemahan teori Rostow
Adapun
kelemahan teori Rostow adalah sebagai berikut:
1.
Sering terjadi pertumbuhan ekonomi yang semu tidak seperti yang diharapkan oleh
teori ekonomi ini. Hal tersebut dikarenakan pertumbuhan ekonomi tertutupi oleh
pertumbuhan penduduk akibat penurunan angka kematian. Akibat lanjutannya adalah
sebuah Negara menjadi sulit untuk berkembang dan melalui tahap tinggal landas.
2.
Dengan dasar teori ini, seringkali Negara harus melakukan mobilisasi seluruh
kemampuan modal dan sumber daya alamnya sehingga mencapai tingkat investasi
produktif sebesar 10% dari pendapatan nasionalnya. Efek dari teori itu adalah
terjadi eksploitasi besar - besaran terhadap sumber alam dan bahan - bahan
mentah, tanpa mempertimbangkan kelestarian alam dan pembangunan berkelanjutan
di masa yang akan datang. Kerusakan alam justru berakibat pada penurunan
ekonomi masyarakat tradisional, penurunan kesehatan, merebaknya penyakit,
kerawanan sosial, dan sebagainya.
3.
Negara yang menerapkan teori ini seringkali memperoleh sumber daya modal dari
investasi langsung modal asing yang ditanamkan pada bidang pembangunan
prasarana, pembukaan tambang, dan struktur produktif yang lain. Investasi ini
biasanya dalam bentuk pinjaman, baik dari Negara, kreditor, maupun dari lembaga
- lembaga Internasional seperti Bank Dunia, IMF atau dari MNC (Multi Natioanl
Corporation). Pinjaman juga sering diberikan pada pemerintah Negara berkembang
untuk mendanai proyek - proyek pembangunan. Dari pola itu terlihat terdapat
ketidak seimbangan posisi karena Negara berkembang tersebut berposisi sebagai Debitor,
sedangkan Negara asing atau lembaga asing adalah Kreditor. Negara berkembang
selanjutnya sering ditekan sehingga yang tampak, pemerintah Negara berkembang
tersebut tidak lebih hanyalah tangan kanan dari Negara Asing atau Lembaga Asing
yang ingin mensukseskan agenda - agenda politik maupun ekonominya di Negara
yang sedang berkembang. Negara berkembang juga seringkali terjerat utang dan
sulit untuk menyelesaikan persoalan utang sehingga menjadikan mereka sulit
menuju kemajuan yang diharapkan.
4.
Tahap tinggal landas merupakan tahap yang sangat kritis. Dalam teori yang
disampaikan oleh Rostow, justru tidak memberikan penekanan pada bagaimana
mengatasi problematika yang kritis dalam tahap tinggal landas. Rostow tidak
memberikan pembahasan yang mendalam bagaimana cara mengatasi efek negatif dari
sebuah pertumbuhan ekonomi yang dipercepat, seperti misalnya efek kesenjangan
sosial, distabilitas sosial dan distabilitas politik yang seringkali justru
berakibat pada kehancuran yang mendalam seperti yang misalnya terjadi di
Indonesia.
Menurut
W.W. Rostow, proses pembangunan dikatakan berhasil apabila masyarakat telah :
1.
Berhasil memproduksi kebutuhannya
sendiri
2.
Memasuki tahapan lepas landas
3. Memiliki
tingkat konsumsi tinggi
4. Memasuki
tahap kedewasaan ekonomi
5.
Melakukan perdagangan lintas negara